Thursday 3 November 2011

Jabon Merah


Jabon Merah atau dengan nama latin Antocephalus machropyllus atau Samama.

Dilihat dari daunnya memiliki ciri daun yang mirip dengan daun jati dengan permukaan daun sedikit berbulu, warna daun bawah cenderung semu merah dan daunnya jauh lebih lebar dari daun jabon putih, sementara warna merah pada lembar daun cenderung menonjol pada saat daun sudah tua. Dilihat dari batangnya memiliki ciri warna cenderung kemerah-hitaman. Jabon merah memiliki kekerasan kayu hampir setara dengan kayu mahoni, memiliki keras kelas II dan kelas awet III dan warna semu merah serat kayunya. Pertumbuhan jabon merah sedikit lebih lambat daripada jabon putih bila ditanam dilahan dan pemupukan setara, dan dia dapat hidup di bawah naungan (intoleran). Harga kayu jabon merah sedikit diatas jabon putih terpaut sekitar 100- 200 ribu dan juga cocok dibuat bangunan maupun veneer kayu lapis. Penyebaran alami jabon merah terkonsentrasi di daerah Indonesia bagian timur antara Sulawesi, Maluku dan  Papua. Jabon merah dapat dipanen pada umur 6 sampai 10 tahun. 

Pada umur 10 tahun rata-rata volume dalam satu pohon adalah 0,8 - 1,0 m3 bahkan bisa lebih untuk perawatan maksimal. Samama mampu berkembang biak secara dominan. Perbanyakan dapat dibuat dengan cabutan/anakan di hutan, untuk membuat bibit dalam jumlah besar bisa dengan menyemaikan biji. Dari jumlah biji sebanyak  200 gram bisa menghasilkan kurang lebih 100.000 bibit. Samama memiliki berat jenis (density) 0,44 – 0,51 atau sedikit lebih tinggi diatas Jabon Putih. Warna kayu adalah kemerah-merahan menyerupai kayu meranti dari Kalimantan.

1.    Keunggulan Samama:
  • Kemampuan menahan dan menyimpan air sangat tinggi sehingga cocok untuk menahan tanah dari bahaya erosi
  • Mampu menghasilkan oksigen dalam jumlah besar
  • Dapat dibuat veneer dengan standar pasar Timur Tengah, Korea Selatan, Eropa dan Amerika Serikat
  • Dapat dibuat veneer untuk Face-Back pada produk plywood menggantikan meranti dan kayu alam lainnya
  • Log dapat dikupas dengan rotary sederhana (Cina), konvensional (Uroko Jepang) dan digital (Finlandia) dan menghasilkan veneer kualitas prima
  • Dapat dipakai untuk perkakas rumah tangga, bahan bangunan dan pertukangan
  • Pengolahan veneer untuk plywood tidak ada masalah saat proses di hot press, cold press sampai finishing.
  • Kualitas kayu samama jauh lebih baik daripada sengon dan benuang. Tekstur kayunya yang halus dan arah serat kayunya yang lurus. Warna kayunya yang merah juga tergolong unik. Kayunya kuat dan awet.
2.    Manfaat lain dari Samama:
Selain diambil kayunya, kulit kayu Samama dapat dipakai obat yang berkhasiat untuk:
  • Penambah stamina
  • Mengurangi rasa lelah
  • Penurun kolesterol
  • Penyubur kandungan
Cara mengolah untuk obat:
  • Kulit kayu Samama dicuci bersih kemudian dipotong 1 x 3 cm lalu dijemur sampai kering
  • Jika ingin digunakan ambil 5-7 potong kemudian diseduh dengan air mendidih 1 gelas
  • Biarkan sampai hangat
  • Diminum pagi atau sore setelah makan

Thursday 13 October 2011

Pemasaran Jabon

Pohon Jabon (Anthocepallus cadamba) merupakan jenis pohon cepat tumbuh yang saat ini sedang banyak dikembangkan. Sebut saja Jawa Barat, Jawa Timur, dan sebagian kecil Jawa Tengah sedang gencar memproduksi tanaman ini karena potensi yang begitu besar dari tanaman tersebut. Namun beberapa daerah di Jawa Tengah masih enggan mencoba tanaman ini seperti Tegal, Pekalongan, dan Pemalang. Beberapa daerah ini hanya ditemukan satu tempat persemaian yang menyediakan Jabon, itu pun merupakan perusahaan Negara atau PTPN di sekitar Randu Dongkal.

Sebagian besar petani masih merasa enggan menanam tanaman ini karena belum mengetahui cara perawatan dan pengelolaannya, serta yang paling penting adalah pemasarannya ketika tanaman tersebut telah dipanen. Pemasaran memang terlihat sulit bagi beberapa petani yang belum mengetahui secara penuh seluk beluk tentang pohon ini. Dari survey yang telah dilakukan di beberapa kota dan desa di Jawa Tengah, selain bibit yang mahal, masalah pemasaran masih dianggap sesuatu yang paling penting yang menjadi alasan mengapa petani tidak menanam pohon Jabon. Oleh karena itu, kami mengevaluasi permasalahan tersebut dan menemukan beberapa pemecahan masalah terkait masalah tersebut. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Tempat Penampungan Kayu (TPK)

Di Jawa Tengah, terdapat beberapa TPK resmi yang dikelola oleh Dept. Kehutanan yang telah siap menerima kayu Jabon yang memiliki kepemilikan yang benar. Sebagai contoh, TPK di daerah Pemalang dapat menjadi salah satu tempat pemasaran kayu-kayu tersebut, dan akan memberikan harga yang sesuai dengan yang berlaku di pasaran. Untuk saat ini yaitu sekitar 900rb-1,2jt per m3, dan harga ini masih mungkin untuk merangkak naik.

2. Perusahaan Tripleks dan Meubel
 
Di Jawa, banyak tersebar perusahaan-perusahaan tripleks, kayu, dan meubel yang menampung penjualan kayu-kayu sengon. Setelah kami survey, ada beberapa perusahaan yang sudah mau menampung penjualan kayu jabon, seperti perusahaan tripleks di Semarang, Cirebon, Sukabumi dan Cianjur.

3. Perusahaan Kertas

Pemasaran kayu jabon memang dapat mencapai umur optimal 7-8 tahun, namun apabila anda membutuhkan uang dalam waktu dekat, pohon dengan umur 2-3 tahun pun dapat dipanen, pastinya dengan ukuran dan harga yang relatif jauh lebih kecil. Cara ini sangat tidak dianjurkan, selain harga jual yang murah juga ditakutkan saat perhitungan cash flow tidak mencapai Break Even Point (BEP). Namun apabila dalam keadaan mendesak, anda dapat memasarkan pohon tersebut di beberapa perusahaan kertas. Pastinya harga yang didapat jauh lebih kecil dari harga dengan umur optimal. Namun dikembalikan kepada anda, anda yang menentukan kapan akan dipanen. 

Dengan beberapa solusi tersebut, kami harap anda mendapat gambaran yang lebih luas tentang jabon, terutama dalam hal pemasarannya. Anda tidak perlu takut maupun ragu untuk menanam tanaman jabon karena sebagian besar perusahaan yang mengerti jabon akan siap dan bersedia untuk menampung kayu anda.

Monday 26 September 2011

Budidaya Pohon Jabon

Jabon atau dengan nama latin Anthocephalus cadamba Miq. sedang mengalami perkembangan. Tak banyak orang yang tahu tentang cara budidaya jabon. Kebanyakan orang lebih mengenal budidaya pohon jati, sengon atau pohon kehutanan lainnya.

Pola Hutan Rakyat umumnya menggunakan jarak tanam 2 x 2,5 m. Namun hasil pertumbuhan dan perkembangan diameternya tidak begitu cepat dan maksimal, cara ini biasanya digunakan masyarakat dengan membiarkan tumbuh liar dengan sendirinya ibarat hutan. Perkebunan pada umumnya menggunakan jarak tanam yang direkomendasikan yaitu 4 x 5 m. Jarak tersebut dapat memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan diameter batangnya, sebab radius lingkaran bayangan kebawah batang atas pohon adalah wilayah penyerapan unsur-unsur hara ditanah oleh akar pohon (definite growth). Jadi jarak 4 x 5 m adalah jarak tanam yang paling baik bagi pertumbuhan pohon jabon, tetapi bisa juga menggunakan jarak 4 x 4 m tergantung kondisi lahan. Jabon dapat hidup pada tanah Alluvial lembab (pinggir sungai), tanah liat, tanah lempung, podsolik coklat, podsolik merah kuning (PMK), tanah daerah yang ada pasang surut, iklim basah dan tropis. 

Cara Tanam : 
Buat lubang tanam dengan Lebar x Panjang x Dalam (40x40x40) cm. Lalu masukan Kompos + NPK 2,5 gr (campur) sebagai pupuk dasar dan diendapkan dilubang setinggi 30 cm (dapat langsung tanam / 3-7 hr kemudian baru tanam). Kemudian masukkan bibit yang polibagnya sudah dibuka / disobek kedalam lubang. Pastikan polybag tidak ikut tertanam, karena akan menghambat pertumbuhan bibit jabon. Dudukan bibit yang benar/rata lalu isi tanah kompos sebagai penutup akar dengan tanah setinggi 20 cm (jangan terlalu dpadatkan), hingga tersisa lubang 10 cm sebagai kantong air. 

Perawatan : 
Semprot pestisida secara aktif per 1 atau 2 minggu sekali selama 3-4 bulan tergantung keadaan gangguan, agar daun tidak dimakan ulat. Setelah daun cukup banyak fungisida sudah tidak perlu disemprotkan lagi, sebab daun tidak akan habis dimakan ulat karena daun sudah banyak. 

Pemupukan : 
Untuk pertumbuhan, pemupukan dapat dilakukan minimal cukup sampai usia 3 tahun karena usia 3 tahun keatas sumber makanan dan unsur hara dari serasah sudah terdekomposisi secara alami selama 1-3 tahun. Periode pemupukan 1-2 kali/setahun, tetapi jika ada kemampuan lebih baik pemupukan sampai batas usia mendekati usia panen yaitu 5 sampai 6 tahun, agar hasil lebih maksimal.
• Awal tanam – 1 Tahun : NPK 1 sendok makan (tabur jgn kena/menumpuk pada batang pangkal) 
• 1 Tahun – 2 Tahun : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang 5 kilo + NPK 2,5 Ons 
• 2 Tahun – 3 Tahun : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang 10 kilo + NPK 7,5 Ons 

Dapat juga hanya dengan kompos : 
• 1 Tahun-2 Tahun : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang 20 Kilo 
• 2 Tahun- 3 Tahun : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang 20 kilo 

Kompos sangat penting peranannya, kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang berperan sebagai absorbent yang dapat menyimpan mineral & unsur hara dan memperlancar pertukaran kation di dalam tanah. Tanpa kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang tanah semakin lama semakin jenuh, jika tanah jenuh pemberian pupuk menjadi sia-sia dikarenakan tanah jenuh tidak dapat lagi mengikat mineral sehingga pupuk yang diberikan tidak dapat mengurai kedalam tanah dan akan menguap atau tercuci, kompos memperbaharui kondisi tanah dan menjadikan tanah di sekitar pangkal pohon/akar menjadi lembab dan subur. Dengan kompos pupuk yang diberikan dapat mengurai dengan baik sehingga akar menjadi mudah menyerap unsur hara tersebut.

Catatan tambahan bahwa pupuk kandang yang belum matang tidak baik digunakan untuk pemupukan karena masih panas dan banyak mengandung CH4 (metana) yang dapat membunuh tanaman. Pupuk kandang yang sudah matang ditunjukkan dari tidak berbau kotoran, tetapi berbau humus (tanah) dan tidak panas. Perawatan kebersihan disekitar pohon sangat penting agar sumber makanan akar tidak terganggu dan dapat maksimal diserap akar pohon, minimal perawatan sampai usia 1 tahunan. Sampah serasah di kumpulkan menjadi ring keliling Pohon dengan radius jarak 50 cm, agar serasah cepat terdekomposisi bermanfaat menjadi hara.

Saturday 17 September 2011

Penyemaian Jabon

Selamat pagi semua, bagaimana kabar bisnis jabon kalian? :) Kalau di postingan kemarin, saya berbicara mengenai keuntungan berbisnis jabon dan penawaran harga kalau teman membeli bibit dan benih di saya. Sekarang saya mencoba akan menulis cara penyemaian benih Jabon. Mungkin banyak diantara teman-teman yang mencari di internet cara penyemaian Jabon, tapi hasil yang didapat kurang memuaskan. Semoga tulisan ini bisa memuaskan ya..:)


Cara menyemaikan benih jabon :
A. Pengecambahan benih
1. Sediakan media tempat kecambah (bak plastik) dan sungkup dari plastik
2. Media perkecambahan adalah
    a. Campuran pasir halus dan tanah halus (1:1), disterilisasi dengan cara digoreng selama 2 jam. Untuk
        mendapatkan media pasir halus, pasir di ayak dengan ayakan berukuran mikro (ayakan nyamuk).
    b. Campuran cocopeat (sabut kelapa yang sudah dicacah) dan arang sekaram (2:1). Keduanya dapat
        diperoleh/dibeli di toko-toko pertanian.
3. Sebelum benih ditabur, media disiram sampai jenuh. Bila perlu bak tabur ditutup dengan plastik
    transparan (sungkup).
4. Penaburan benih dapat dicampur dengan pasir halus agar penyebaran dalam bak kecambah merata.
    Perbandingan benih dengan pasir 2:1.
5. Biasanya benih mulai berkecambah setelah 7-15 hari setelah penaburan dan akan mulai merata setelah 
    30 hari.
6. Dalam satu bak kecambah ukuran 25 cm x 20 cm banyak biji yang ditabur cukup 1 sendok teh.

B. Pemeliharaan pada periode perkecambahan
1. Pemeliharaannya dilakukan dengan penyiraman. Setelah penyiraman pertama, penyiraman selanjutnya
    dilakukan setiap harinya (pagi dan sore) sampai minggu ke-10 / siap sapih ke polybag dengan ukuran
    bibit 5-10 cm dengan sprayer halus
2. Penyiraman menggunakan air biasa untuk setiap harinya dan menggunakan air biasa dicampur dengan
    fungisida DITHANE M-45 untuk setiap minggunya (1kali dalam semingggu). Untuk 1 liter air dicampur
    fungisida ¼ sendok Dithane M-45.
3. Media kecambah harus terkena cahaya matahari tetapi tidak secara langsung perlu naungan dari plastik /
    sungkup / rumah kaca. Kondisi media kecambah harus lembab dan basah jangan sampai kekeringan. 

SYARAT YANG PALING PENTING.
1. Selanjutnya bibit dipindahkan ke polybag di persemaian.
2. Total waktu perkecambahan kurang lebih 1 bulan, total pemeliharaan setelah muncul kecambah 1,5 bulan
    hingga siap sapih. Jadi total waktu yang dibutuhkan untuk perkecambahan kurang lebih 2-3 bulan.
3. Bibit yang sudah dipindahkan ke polybag sangat cepat perkembangannya. 1 bulan bisa mencapai ukuran
    tinggi = 20-40 cm.


C. Penyapihan di persemaian
Penyapihan adalah pemindahan tanaman dari bak kecambah ke polybag. Kemudian polybag di tempatkan pada bedengan berukuran 5 m x 1 m yang ternaungi agar terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan.

1. Penyapihan dilakukan ketika kecambah telah memiliki 2-3 pasang daun atau telah mencapai tinggi 2-3 cm
    (usia 1,5-2 bulan).
2. Media sapih yang digunakan harus mengandung banyak nutrisi untuk pertumbuhan tanaman yang
    kemudian ditempatkan dalam polybag
3. Media semai yang dipergunakan : ukuran polybag 10×15 cm.
4. Media bibit adalah
    a. Media campuran pasir + tanah+ arang sekam (1:3:1) atau tanah + kompos (3:1).
    b. Media campuran tanah (topsoil/permukaan), pasir dan pupuk kandang (7:2:1)
    c. media campuran tanah, cocopeat, dan pasir (3:1:1), atau menggunakan campuran tanah dan arang
        sekam (1:1).

D. Pemeliharaan di bedeng sapih
1. Penyiraman secara rutin setiap hari menggunakan air biasa dan setiap minggu menggunakan air biasa
    dicampur dengan fungisida DITHANE M-45
2. Selain penyiraman dapat juga diberikan pemupukan yang dilakukan setelah bibit berumur 2 minggu
    dengan pupuk NPK cair (2-4gram/1liter air), atau dengan pupuk NPK padat 0,5 gram/bibit dengan jarak
    dari batang tanaman 3-5 cm (selebar tajuk tanaman).
3. Selain itu juga dapat dilakukan pemupukan dengan pupuk daun gandasil-D (dosis 1-2 gr untuk 1 liter air)
    setelah bibit berumur 3 bulan setelah penyapihan.
5. Pemberian penaungan tanaman dengan paranet dilakukan hingga bibit berumur ±4-5 bulan setelah
    penyapihan (tinggi ±30 cm). Ukuran paranet 30%, 40% ,50% atau 65%.

E. Penanaman di lapangan
Bibit siap tanam ketika batangnya cukup berkayu dengan tinggi 25-30 cm. Waktu penanaman dilakukan pada musim hujan dengan jarak tanam 3 m x3 m. Pemeliharaan di lapangan berupa pendangiran (penggemburan tanah), penyulaman (pada jabon yang mati), penyiangan (pembebasan dari rumput liar) dan pemupukan.

Ini merupakan hasil penelitian mahasiswa silvikultur IPB, Idham Fahmi yng juga merupakan penulis buku berjudul "Bertanam Jabon" dan "Panduan Lengkap Bisnis & Bertanam Kayu Jabon". Buku ini sudah bisa didapatkan di toko Buku Gramedia seluruh Indonesia. Penelitian yang dilakukan sangat akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Buku Pertama

Buku Kedua

Sunday 11 September 2011

Investasi Jabon

Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) Merupakan salah satu jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat dan dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan ketinggian 0 – 1000 m dpl. Saat ini Jabon menjadi andalan industri perkayuan, termasuk kayu lapis, karena Jabon memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman kayu lainnya termasuk sengon/albasia. Kemampuan tumbuhnya sepadan dengan sengon/albasia apabila mendapat perawatan yang optimal.
Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, KEUNGGULAN tanaman jabon dapat diuraikan dari beberapa sisi, diantaranya adalah:
o   diameter batang dapat tumbuh berkisar 10 cm/th
o   Masa produksi jabon yang singkat – hanya 4 – 5 tahun
o   Berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus
o   Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok sendiri (self pruning)

Tentang kualitas kayunya sendiri, Jabon merupakan tanaman kayu keras yang dapat tumbuh sangat cepat. Lingkar batangnya pada usia 6 (enam) tahun bisa mencapai di atas 40-50 cm, batangnya bebas cabang sampai 60%,warna kayunya kuning terang sampai putih, dan kayunya tidak bobok oleh serangga, karena itulah kayu jabon sangat mungkin dimanfaatkan oleh Industri kayu.


Asumsi Penghasilan Penjualan Kayu Jabon Per Ha
1 HA 625 Pohon dengan Masa Panen 5-6 Thn
Dia.50 CM ,Tinggi 13 meter ---- Volume : 2,56 m3 x 625 pohon = 1600 m3
Menghasilkan kayu lebih kurang 1600 m3
 
Prediksi Harga 1,2 juta x 1600 m3
Maka diperoleh Hasil Rp. 1.920.000.000,- /Ha

Saat ini, kita lagi memulai untuk pembenihan baru. Karena kita sudah kehabisan stok  Yang dijual gak cuma benih, tapi kita juga jual bibit dengan tinggi sekitar 20-50 cm seharga Rp.2000 (sudah termasuk ongkos kirim). Untuk pemesanan 10.000 bibit kita akan kirim sampai tempat tujuan, khusus untuk wilayah jabodetabek. Tapi untuk pemesanan dibawah 10.000 bibit, silahkan ambil sendiri ke tempat persemaian di daerah Dramaga Bogor. Nah, jadi mau milih mana, beli yang 10.000 bibit atau yang kurang dari 10.000 bibit. Toh harga yang kita kasih sama..:)

bibit siap jual



pembibitan


grade benih


BENIH Jabon
Grade A : Rp. 4.000.000/kg
Grade B : Rp. 2.500.000/kg
Grade C : Rp. 1.500.000/kg
Tempat pembelian : Bogor
                                                            Persediaan : Terbatas


Untuk benih kita punya tawaran paket. Semacam di fast food, kita juga kasih paket hemat. Mungkin di  beberapa tempat untuk pembelian benih tidak disertai buku panduan unutk mengecambahkan benih. Tapi kita berikan buku panduan untuk pengecambahan plus konsultasi selama sebulan penuh. Namanya juga tanaman yang ditanam di daerah yang berbeda, tentunya serangan jamur dan hama juga berbeda-beda. Kita menjual benih minimal dalam ukuran 250 gram dan itu bisa jadi sekitar 30-50 ribu bibit.

jadi hutan kota
siap diolah
Masa panen Jabon 6 tahun sudah bisa dipanen. Jadi untuk bapak, ibu atau mas dan mbak dimana perusahaanya mau melakukan gerakan lingkungan dengan penanaman pohon, boleh dicoba produk yang satu ini. Hitung-hitung ikut menjaga bumi kita  dari serangan pemanasan global, walopun pemanasan global gak bisa dihentikan. Setidaknya bisa dikurangi dengan mejaga lingkungan kita tetap hijau.:)