Thursday 21 February 2013

Investasi Jabon

Saat ini banyak cara untuk berinvestasi. Ada yang berinvestasi di logam mulia, kos-kosan mahasiswa, tanah kosong, bahkan yang lebih modern berinvestasi di saham melalui reksadana. Tapi berapa persen yang berinvestasi di emas hijau? Sedikit sekali pastinya. Justru hal inilah yang bisa membuka peluang untung lebih besar. Pertama, persaingan sedikit dan yang kedua harga jual masih tinggi.

Emas hijau itu apa? Emas hijau adalah tanaman. Tanaman jati, sengon, meranti mungkin sudah tidak awam lagi bagi orang-orang untuk dijadikan tanaman investasi. Ada satu tanaman yang belum begitu banyak dilirik para investor emas hijau, namanya Jabon. Saya menyebutnya sebagai tanaman emas, karena dengan waktu panen yang relatif singkat dan harga yang masih cukup tinggi. Nilai investasi bisa cepat kembali dengan keuntungan tentunya. Setelah melewati 5-6 tahun masa penanaman, jabon sudah bisa dipanen. Berbeda dengan jenis tanaman tahunan lainnya yang harus menunggu belasan tahun untuk masuk ke masa panen.


Kualitas jabon sendiri tidak kalah dengan kualitas kayu dari jenis lain. Kayu jabon juga bagus dan cocok untuk dijadikan furniture atau meubel. Penjualan dan pemasaran kayu jabon tidaklah sulit. Saat ini sudah banyak yang menampung hasil kayu jabon, baik berupa gelondongan atau pun dalam bentuk balok kayu. Banyaknya tempat penampungan kayu jabon, tidak diimbangin dengan banyaknya jumlah petani yang menanam jabon. Sehingga permintaan pasar tidak sebanding dengan persediaan.

Harga jabon saat ini asumsinya adalah per batang atau per tebasan sekitar 700.000 (belum termasuk biaya tebang dan biaya angkut). Kalau anda memiliki 20 batang kayu, maka anda sudah mendapat kan 1.400.000. Saran saya, lebih baik anda menjual dalam bentuk m3. Karena harganya akan juah lebih tinggi dibanding dengan harga tebasan.

No comments:

Post a Comment